Iman kepada Rasul-Rasul Allah swt

 



 Unduh materi di sini!

Iftitah

 

Allah Swt sebagai pencipta alam semesta dan seluruh isinya, didalamnya terdapat miliyaran makhluk, Diantara milyaran mahkluk ada makhluk yang paling sempurna yaitu manusia, karena manusia diciptakan dalam sebaik-baik ciptaan, maka manusia diberi tanggungjawab sebagai hamba dan sebagai "khalifah". mengapa Allah memberikan posisi tinggi kepada manusia, bukan kepada makhluk lain? Sebab, manusia dicipta dengan beberapa kelebihan, yaitu kemampuan berpikir dan kemampuan merasakan, hal ini yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Posisi manusia sebagai khalifah adalah sebagai wakil Nya, Mengapa Allah mengangkat wakil-Nya dibumi? Sebab Allah Swt Dzat yang Maha ghaib, maka Allah mengutus para wakil-Nya di bumi untuk menjalankan visi dan misi suci-Nya didunia, adalah tidak mungkin Allah Swt sendiri hadir di dunia ini dan secara langsung membereskan persoalan umat.

Banyak manusia yang ha nya menjadi budak perut dan budak kelamin mereka memperturutkan kesenang an hawa nafsunya sehingga banyak melakukan maksiat dan dosa.

Namun sayang dengan kecerdasan akalnya justru masih banyak yang menyimpang dari ajaran agama, banyak manusia yang hanya menjadi budak perut dan budak kelamin mereka memperturutkan kesenangan hawa nafsunya sehingga banyak melakukan maksiat dan dosa, ada juga dengan kecerdasan akalnya, dan kemahiran mereka dalam berbicara, mereka berfatwa dengan tanpa ilmu, ajaran para nabi dan rasul mereka selewengkan, bahkan rasul yang diutus oleh Allah Swt mereka kultuskan sebagai Tuhan, anak Tuhan atau jelmaan Tuhan.

Keyakinan terhadap para nabi dan rasul harus melandasi perilaku hidup kaum muslimin, baik bersifat individu maupun kolektif. Sudahkah kita menerapkan nilai-nilai keyakinan terhadap para nabi dan rasul dalam kehidupan sehari-hari? Sudah kita merasa bangga dengan diutusnya para rasul? Sudahkah kita bersyukur kepada Allah Swt karena telah mengutus para rasul-Nya? Bagaimana caranya? Mari kita bahas satu persatu untuk menambah pengetahuan kita.

Uraian Materi

 

A.      Dalil naqli tentang perintah iman kepada rasul-rasul Allah Swt

 

Iman kepada para nabi dan rasul Allah Swt, merupakan salah satu rukun iman yang ke empat dari enam rukun yang wajib kita ketahui. Keimanan seseorang itu tidak sah, sampai ia mengimani semua nabi dan rasul Allah, membenarkan bahwa Allah telah mengutus mereka untuk memberi peringatan, memberi kabar gembira, memberi petunjuk, dan membimbing manusia menuju jalan yang diridloi. Kewajiban untuk mengimani para Rasul didasarkan Firman Allah;

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ ءَامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ مِن قَبۡلُۚ وَمَن يَكۡفُرۡ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا ١٣٦

"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul Nya dan hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya" (QS. an-Nisa' [4]:136)

 

Setiap umat tidak pernah sunyi dari utusan Allah Swt yang membawa syariat khusus untuk kaumnya atau dengan membawa syariat sebelumnya yang diperbarui. Allah berfirman dalam QS. An Nahl:36

 

وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِي كُلِّ أُمَّةٖ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ فَمِنۡهُم مَّنۡ هَدَى ٱللَّهُ وَمِنۡهُم مَّنۡ حَقَّتۡ عَلَيۡهِ ٱلضَّلَٰلَةُۚ فَسِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُكَذِّبِينَ ٣٦

"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu, Q.S an Nahl/16:36

Para rasul adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sedikitpun keistimewaan rububiyah dan uluhiyah. Allah Swt berfirman tentang Nabi Muhammad Saw sebagai pimpinan para Rasul dan yang paling tinggi pangkatnya di sisi Allah Swt

 

قُل لَّآ أَمۡلِكُ لِنَفۡسِي نَفۡعٗا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُۚ وَلَوۡ كُنتُ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ لَٱسۡتَكۡثَرۡتُ مِنَ ٱلۡخَيۡرِ وَمَا مَسَّنِيَ ٱلسُّوٓءُۚ إِنۡ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٞ وَبَشِيرٞ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ ١٨٨

"Katakanlah: "aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (QS. al A'raf:188)

 


 

B.       Pengertian Iman kepada rasul-rasul Allah

 

1.    Pengertian Nabi dan Rasul

Secara etimologis Nabi berasala dari kata na-ba artinya ditinggikan, atau dari kata "Naba'a" artinya berita, dalam hal ini seorang Nabi adalah seseorang yang ditinggikan derajatnya oleh Allah Swt dengan memberinya berita. Sedangkan Kata Rasul berasal dari kata "ar-sa-la", artinya: mengutus, mengirim Setelah dibentuk menjadi Rasul berarti yang diutus. Dalam hal ini seorang Rasul adalah seorang yang diutus oleh Allah Swt untuk menyampaikan misi, pesan ar-risalah.

Secara terminologis Nabi dan rasul adalah manusia biasa, laki-laki yang dipilih oleh Allah swt untuk menerima wahyu. Apabila tidak diiringi dengan kewajiban menyampaikannya atau membawa misi tertentu, maka dia disebut Nabi. Namun bila diikuti dengan kewajiban menyampaikan atau membawa misi ar-risalah tertentu maka dia disebut juga dengan Rasul. Jadi setiap Rasul juga Nabi, tetapi tidak setiap Nabi menjadi Rasul. Sebagaimana halnya Nabi Musa as, ia contoh Nabi sekaligus Rasul sedangkan Nabi Harun as, adalah Nabi, sebab ia hanya meneruskan syariat nabi Musa as. dan tidak diberikan syariat baru, Nabi dan Rasul semuanya terdiri dari seorang laki-laki, tidak seorang pun Nabi dan rasul dari jenis perempuan. Dalam hal ini Allah menegaskan dalam al-Qur'an:

 

وَمَآ أَرۡسَلۡنَا قَبۡلَكَ إِلَّا رِجَالٗا نُّوحِيٓ إِلَيۡهِمۡۖ فَسۡ‍َٔلُوٓاْ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ ٧

"Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui" (QS. al-Anbiya [21]:7)

Allah mengutus para Nabi dan Rasul sebagai pemberi peringatan bagi manusia, Allah menjamin keselamatan bagi manusia yang beriman dan mau memperbaiki diri, dalam hal ini Allah berfirman:

وَمَا نُرۡسِلُ ٱلۡمُرۡسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَۖ فَمَنۡ ءَامَنَ وَأَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ٤٨

"Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati". (QS. Al-An'am [6]:48)

 

2.    Perbedaan Nabi dan Rasul

Menurut jumhur ulama'; antara nabi dan rasul terdapat perbedaan meskipun kedua-duannya sebagai manusia pilihan yang diberi wahyu, adapun perbedaan-perbedaan menurut jumhur ulama' sebagai berikut:

1)   Rasul adalah orang yang diberi wahyu dengan syari'at yang baru

2)   Rasul senantiasa memiliki kitab atau lembaran-lembaran suhuf yang memuat syariat baru atau sebagian dari syariat rasul sebelumnya

3)   Nabi adalah orang yang diutus Allah untuk menjalankan dan mengokohkan syariat rasul-rasul sebelumnya

4)   Nabi belum tentu memiliki kitab atau lembaran-lembaran suhuf

 

3.    Jumlah Nabi dan Rasul

Adapun jumlah nabi dan rasul sangat banyak, hanya Allah yang mengetahui secara pasti. Sebagian Allah sebutkan kisahnya dalam Al Qur'an sedangkan sebagian lainnya tidak Allah sebutkan. Allah berfirman:

 وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا رُسُلٗا مِّن قَبۡلِكَ مِنۡهُم مَّن قَصَصۡنَا عَلَيۡكَ وَمِنۡهُم مَّن لَّمۡ نَقۡصُصۡ عَلَيۡكَۗ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَن يَأۡتِيَ بِ‍َٔايَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ فَإِذَا جَآءَ أَمۡرُ ٱللَّهِ قُضِيَ بِٱلۡحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ ٱلۡمُبۡطِلُونَ ٧٨

 

"Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah, maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil”. (QS. Ghafir:78)


 

Sabda Rasulullah Saw:

"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah: berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)

Berdasarkan hadis di atas jumlah nabi dan rasul ada 124.000 orang, diantaranya ada 315 orang yang diangkat Allah Swt. menjadi rasul. Diantara 315 orang nabi dan rasul itu, ada 25 nabi yang nama dan sejarahnya tercantum dalam al-Quran; 18 nabi disebutkan dalam surat al-An'am ayat 83-86, dan 7 orang nabi dalam beberapa ayat yang terpisah, mereka inilah yang wajib kita ketahui. Nama-nama nabi dan rasul tersebut adalah sebagai berikut:

 

Al-Qur'an banyak menyebut nama-nama Nabi dan rasul yang 25 tersebut dalam berbagai surat dan ayat dengan berbagai tema dan kisah yang menjadi petunjuk, pelajaran dan contoh teladan bagi umat manusia.

4.    Sifat-sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz bagi para Rasul

a.     Sifat Wajib

Secara umum setiap nabi dan rasul mempunyai sifat sifat yang mulia dan terpuji sesuai dengan statusnya sebagai manusia pilihan Allah Swt, namun demikian secara khusus setiap Nabi dan rasul memiliki empat sifat yang erat kaitannya dengan tugasnya sebagai utusan Allah Swt. yang mestinya harus ditiru, dipelajari, dipedomani dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, keeempat sifat tersebut adalah sebagai berikut:

1)    Sidiq (benar), artinya selalu berkata benar, tidak pernah berdusta dalam keadaan bagaimanapun, apapun yang disampaikan oleh seorang Rasul baik berupa berita, janji, ramalan masa depan dan lain-lain selalu mengandung kebenaran.

2)    Amanah (dipercaya) seorang Rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah yang dipikulkan kepadanya.

3)    Tabligh (Menyampaikan) Seorang Rasul akan menyampaikan apa saja yang diperintahkan oleh Allah Swt untuk disampaikan

4)    Fatonah (cerdas) Seorang Rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran yang jernih, penuh kearifan dan kebijaksanaan. Mereka akan mampu mengatasi persoalan yang paling dilematis sekalipun tanpa harus meninggalkan kejujuran dan kebenaran.

 

b.    Sifat Jaiz

Sifat jaiz rasul adalah semua sifat kemanusiaan yang ada pada diri rasul, sebagai seorang manusia biasa pada umumnya yang membutuhkan makan, minum, tidur, berjalan-jalan, sakit, susah senang, menikah, mempunyai anak serta sifat-sifat manusiawi lainnya, yang disebut dengan Al Arodzul Basyariyah yang artinya sifat-sifat kemanusiaan. Dalam hal ini Allah berfirman dalam Al Qur'an:

وَمَآ أَرۡسَلۡنَا قَبۡلَكَ مِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ إِلَّآ إِنَّهُمۡ لَيَأۡكُلُونَ ٱلطَّعَامَ وَيَمۡشُونَ فِي ٱلۡأَسۡوَاقِۗ ..... ٢٠

"Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar pasar...". (QS. al Furqon [25]:20)

 

Dari ayat diatas jelas bahwa Allah Swt. memberitahukan tentang para rasul terdahulu yang telah Dia utus, bahwa mereka memakan makanan dan memerlukan gizi, serta biasa berjalan di pasar-pasar untuk mencari mata pencaharian dan berdagang. Hal tersebut sama sekali tidak mengurangi derajatnya dan kedudukannya, karena sesungguhnya Allah Swt. telah menjadikan pada diri mereka tanda-tanda yang baik, sifat-sifat yang terpuji, ucapan-ucapan yang utama, amal perbuatan yang sempurna, dan mukjizat-mukjizat yang cemerlang serta dalil-dalil (bukti-bukti) yang jelas sehingga orang yang mempunyai hati yang sehat dan pandangan yang lurus akan membenarkan bahwa apa yang disampaikan oleh mereka itu dari Allah Swt.

5.    Nabi dan Rasul Ulul 'Azmi.

Rasul Ulul 'Azmi adalah rasul-rasul pilihan yang memiliki keteguhan hati dan ketabahan yang luar biasa, kesabarannya dalam berbagai cobaan serta keuletannya dalam berjuang melaksanakan dakwah (menyebarkan ajaran tauhid) ditengah tengah kaumnya, walaupun kaumnya menentang keras dakwahnya. Kata ulul azmi disebutkan dalam al- Qur'an seperti dibawah ini:

فَٱصۡبِرۡ كَمَا صَبَرَ أُوْلُواْ ٱلۡعَزۡمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ وَلَا تَسۡتَعۡجِل لَّهُمۡۚ ... ٣٥

"Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar..." (QS. al-Ahqof/:35)

Rasul-rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi ada 5 yaitu:

1.    Nabi Muhammad saw

2.    Nabi Ibrahim as.

3.    Nabi Musa as.

4.    Nabi Isa as.

5.    Nabi Nuh as.

C.       Tanda-tanda Orang yang beriman kepada rasul-rasul Allah Swt

 

Bentuk keimanan kita kepada rasul-rasul Allah Swt akan melahirkan suatu sikap dan perilaku sebagai berikut:

1.    Teguh keimanannya kepada Allah Swt

2.    Meyakini kebenaran yang dibawa para rasul

3.    Tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan yang lain

4.    Menjadikan para rasul sebagai uswah hasanah

5.    Meyakini rasul-rasul Allah sebagai rahmat bagi alam semesta

6.    Meyakini Nabi Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul terakhir

7.    Mencintai Nabi Muhammad Saw


 

D.       Hikmah iman kepada Rasul-rasul Allah Swt

 

Setelah kalian mempelajari bab ini tentunya kalian mengetahui hikmah beriman kepada para nabi dan rasul Allah, dintaranya:

1.    Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul.

2.    Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup

3.    Bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan.

4.    Mengetahui rahmat serta perhatian Allah kepada hamba-hamba-Nya

5.    Memercayai tugas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya.

6.    Bertambah imannya kepada Allah Swt

7.    Meyakini bahwa rasul itu benar-benar manusia pilihan-Nya. Tidak sampai mengkultuskannya

8.    Lebih mencintai, menghormati, dan mengagungkan rasul atas perjuangannya dalam menyampaikan agama Allah Swt kepada umatnya.

Komentar

POPULER